Pengumuman dari Redaksi

Sehubungan dengan satu dan lain hal, maka untuk sementara info pariwisata kabupaten jepara kami cukupkan hingga sedemikian dahulu, sambil menunggu selesainya penyempurnaan www.gojepara.com

28 April 2008

Hari Jadi Jepara 10 April 2008


Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
Acara Kegiatan Hari jadi Jepara

          Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Jadi Jepara ke-459 Tahun 2008 dan pemahaman terhadap catatan serta bukti-bukti sejarah Jepara sebagai wilayah yang pernah memainkan peranan penting pada masa lalu, diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat bagi seluruh masyarakat untuk membangun Jepara menjadi lebih maju, adil, dan sejahtera dalam lindungan dan ridho Allah SWT.
          Momentum Hari Jadi hendaknya juga dimanfaatkan sebagai wahana untuk evaluasi terhadap program-program pembangunan dan dinamika Jepara secara luas dalam kurun waktu satu tahun. Dengan demikian akan memperoleh banyak catatan, baik menyangkut keberhasilan di berbagai bidang, maupun kekurangan yang menjadi konsekuensi sebuah proses yang sedang berlangsung. Sebuah kebijakan, apalagi operasionalnya pastilah mengandung kelemahan. Oleh karena itu, semuanya harus meminimalisir kelemahan dan juga dampak negatif dari sebuah proses pembangunan. Semua komponen hendaknya memahami bahwa pembangunan harus dilaksanakan secara komprehensif. Artinya, bahwa semua harus berjalan proporsional sesuai potensi, kebutuhan dan kondisi riil yang ada.
          Demikian harapan-harapan Bupati Jepara, Hendro Martojo, yang disampaikan dalam upacara peringatan hari Jadi Jepara ke-459 Tahun 2008 di alun-alun Jepara. Upacara yang diikuti oleh PNS, jajaran TNI/Polri, dan pelajar ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya karena setelah upacara peserta disuguhi atraksi drumband Cendrawasih dari Akademi Kepolisian, Semarang. Grup drumband ini kemudian melakukan defile keliling kota Jepara dan mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat yang berjejer di sepanjang jalan.
          Dalam kesempatan ini juga diumumkan para pemenang lomba dalam rangka peringatan Hari Jadi Jepara dan pemberian penghargaan bagi atlet-atlet dan pelatih yang berprestasi di tingkat Asean dan Asia (Inkom).

Dokumentasi Hari Jadi Jepara ke 459 :

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)


Dok : Indra / Tomy JTIC
 

25 April 2008

Makanan Khas Jepara

  • Adon-adon Coro = minuman jahe santan dengan irisan kelapa bakar, yang disajikan hangat.
  • Es Gempol = minuman santan dan gempol (bola dari tepung beras), biasa disajikan manis, asin, hangat ataupun dingin.
  • Es Pleret = minuman santan dan pleret (tepung beras yang dimakan sedikit kenyal) hampir mirip dengan gempol.
  • Dawet Jepara (Es Cendhol / Cendol) = terbuat dari bahan-bahan tepung sagu, gula merah asli, santan kelapa.
  • Rondo Royal = tape goreng yang dibungkus tepung.
  •  Klenyem = ketela parut goreng isi gula merah.
  • Kenyol = ketela parut dibungkus daun pisang dan tengahnya diisi gula merah, cara masak dikukus.
  • Nogosari = tepung dibungkus daun pisang dan tengahnya diisi buah pisang masak, cara masak dikukus.
  • Moto Belong = ketela parut dibungkus daun pisang dan tengahnya diisi buah pisang masak, cara masak dikukus, dan disajikan dengan cara dipotong-potong agak miring menyerupai bola mata dan dimakan dengan kelapa yang diparut dicampur sedikit gula.
  • Poci = tepung dari ketan yang dibungkus daun pisang dan dibentuk kerucut diisi campuran kelapa parut dan gula merah.
  • Kuluban = urap-urap dengan nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya, tauge mentah, dan buah petai, disajikan mentahan.
  • Pecel Ikan Laut Panggang = ikan laut bakar dengan bumbu sambal santan kelapa.
  • Horok-horok = makanan yang sangat langka dan hanya ditemukan di jepara ini dibuat dengan bahan baku sagu. dengan cara pembuatan yang cukup aneh yaitu menggunakan sisir rambut. bentuknya seperti busa sterofom yang kenyal dengan rasa sedikit asin. biasanya dimakan sebagai campuran bakso,gado-gado, ataupun lainnya.
  • Bontosan = adonan krupuk ikan tenggiri dalam bentuk gelondongan dan sudah dikukus.
  • Sate Udang.
  • Terasi Jepara.
  • Durian Petruk.
  • Gereh Iwak Teri = Ikan teri yang dijadikan semacam ikan asin, kebanyakan dari pulau karimunjawa.
  • Latuh/Lato = sejenis rumput laut, enak dimakan dalam keadaan segar, dan konon bisa menyembuhkan radang tenggorok, amandel.

24 April 2008

Jepara Great Sales 2008

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
Kunjungan Bapak Drs. H.M. Hendro Martojo, MM ke stand TIC Jepara yang diselenggarakan di JTTC
pada tanggal 9-13 April 2008


         Pada tanggal 10 Maret diadakan acara peresmian gedung JTTC sekaligus pameran Jepara Great Sales 2008. Pada ajang tersebut diadakan juga pameran industri kerajinan di Jepara sekaligus lomba ukir.
Tujuan didirikan Gedung JTTC adalah sebagai media untuk alternatif pemasaran produk di Jepara. Pada pameran tersebut diikuti oleh 60 peserta yang masing-masing di luar dan di dalam lembaga pendidikan.


Dokumentasi Jepara Great Sales 2008 di JTTC Rengging Pecangaan :

    
Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)             Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)    
       Bapak Bupati meresmikan JTTC                   Tamu undangan peresmian JTTC    

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)       
              Stand JTIC di JTTC                              Bapak Bupati mengunjungi stand JTIC      

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)     Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
        Pengunjung di stand JTIC                                       Peserta lomba ukir

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
   Penghargaan peserta lomba ukir


Dok : Indra, Ida JTTC









MURI Mirabella

Jepara merupakan suatu kota yang penuh dengan keindahan dan keunikan. Berbagai ide dan pikiran muncul untuk mendapatkan cita-cita yang diinginkan. Maka dari itu, bertepatan dengan peringatan HUT Kota Jepara ke 459 dan 17 tahun radio prima-fm, Mirabella mempersembahkan acara dengan tema Merias Bibir Terbanyak dengan hanya menggunakan satu kosmetik Mirabella. Acara tersebut mempunyai tujuan untuk Pemecahan Rekor Muri dalam kategori “Merias bibir serentak terbanyak”.
Acara tersebut telah diselenggarakan pada :

Hari, Tanggal   : Minggu, 06 April 2008
Waktu               :  Pukul 08.00 – 11.00 WIB
Tempat             :  Lapangan Bola desa Tahunan Jepara.


Berdasarkan hasil yang diperoleh, peserta lomba atau partisipan sebanyak 1655 orang pemakai lipstick secara serentak. Peserta tersebut dating dari berbagai daerah yaitu di seluruh Kabupaten Jepara, Kudus, Grobogan, Pati, Purwodadi, dan Blora.
Sebelum acara tersebut, Mirabella kosmetik telah mengadakan Tour Jawa pada bulan Januari 2008, yang meliputi daera : Serang, Banten, Jepara, dan berakhir di Kudus.

Adapun peserta yang berhak menerima penghargaan dari lomba merias bibir serempak terbanyak dari Mirabella adalah :

Juara I    : Laili Safitri (17) Jobokuto, Jepara
Juara II   : Wasih Munayah (29) Troso, Pecangaan
Juara III  : Evitmawati (24) Bawu, Batealit

Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
Pemenang lomba merias bibir secara serempak

Sedangkan Penghargaan Rekor Muri tersebut diberikan kepada :
  1. Bp. Brian Tilaar dari Mirabella. sebagai pemrakarsa
  2. Ibu Mila dari PT Interface sebagai penyelenggara.
  3. Bp. Bambang Santoso dari Pemda Kabupaten Jepara sebagai pendukung.
  4. Ibu Umi dari Radio Prima-fm sebagai pendukung.

    Dok: TIC Jepara (Wisata Jepara)
    Bapak Bambang Santoso (Kadinas P dan K Jepara) menerima penghargaan MURI sebagai pendukung acara pemakai lipstick secara serentak dengan menggunakan 1 merek produk Mirabella


    Dok : Indra / Tomy JTIC



Gua Tritip

Gua Tritip, Jepara(Wisata Jepara)
Gua Tritip

LETAK :
          Desa Jung Watu, Kecamatan Keling atau 45 Km sebelah utara kota jepara berdekatan dengan benteng portugis.

LEGENDA :
          Pada zaman dahulu gua tritip digunakan oleh Mbah Joyo Kusumo untuk bertapa yang kemudian sekarang banyak diartikan orang sebagai tempat petilasannya. Tiap malam jum’at diberi sesajen berupa wedang gula dan wedang kopi. Namun pada malam jum’at wage sajian itu ditambah dengan kelapa muda dan bubur merah putih. Di sekitar daerah tersebut terdapat perahu kayu. Perahu tersebut konon katanya menjadi tempat pertapaan Mbah Joyo Kusumo. Namun sekarang perahu yang terletak di gua tritip sudah tinggal setengah karena banyak diambil oleh orang-orang yang berkunjung disana untuk membuat api unggun dan lain sebagainya. Banyak pengunjung yang datang pada malam jum’at wage agar hajatnya tercapai setelah melakukan pertapaan melalui perantara mbah Joyo Kusumo kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Gua Tritip, Jepara (Wisata Jepara)
acquire magical power place  in tritip cave

LOCATION :
          Ujung watu village, keling sub-district or 45 Km North of Jepara city near by Portuguese fortress.

LEGEND :
          A long time ago, tritip cave used by mbah joyo kusumo to acquire magical power then people called “petilasan place”. Every Thursday night given “sesajen” content sugar drink and coffee. But every wage Thursday night that sesajen adds young coconut and red-white porridge. Around this area any wood boat. That boat is mbah joyo kusumo ascetic place. But now, the boat which located in tritip cave lost a part because people who visited that cave used to campfire and the others.
Usually Visitor came on wage Thursday night so that their wish will be true after do that to acquire magical power over there though mediator by mbah joyo kusumo to God

Dok : Indra JTIC


Gua Manik


Gua Manik, Jepara (Wisata Jepara)
Gua Manik

LETAK :

          Gua Manik berada di desa Sumanding kecamatan Keling kabupaten Jepara. Gua ini kurang lebih 5km berada berdekatan dengan Air Terjun Songgolangit. Untuk menempuh daerah tersebut harus berhati-hati karena jalan yang akan ditempuh sangat licin, curam dan terjal.

LEGENDA :

          Dilokasi tersebut terdapat 2 buah gua yang berdekatan. Namun yang satu berada di bawah tepat di pancuran air. Konon gua tersebut digunakan oleh Begawan Manikyoso untuk bertapa. Namun sekarang banyak digunakan oleh orang-orang untuk bertapa agar keingginannya dapat tercapai.


Gua Manik, Jepara (Wisata Jepara)
Manik Cave

LOCATION :
          Manik Cave is located sumanding, keling sub-district, jepara regency for about 5 Km and near by Songgolangit waterfall.
If we want to visit that area, we must be careful because the street is slippery, steep and sheer.

LEGEND :

          There are two caves near standing. But, one cave position under waterfall.
One of them in the cave used Begawan Manikyoso to acquire magical power. But now many people used to acquire magical power to reached their wishes. 

Dok : Indra JTIC

23 April 2008

Perang Obor

Perang Obor (Wisata Jepara)
Perang Obor di Desa Tegal Sambi

          Upacara tradisional “Obor-oboran” merupakan salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Jepara, khususnya desa tegalsambi kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yang tiada duanya di Jawa Tengah ini dan mungkin di seluruh Indonesia.
Obor pada upacara tradisional ini adalah gulungan atau bendelan 2 (dua) atau 3 (tiga) pelepah kelapa yang sudah kering dan bagian dalamnya diisi dengan daun pisang kering (jawa : Klaras ).
Obor yang telah tersedia dinyalakan bersama untuk dimainkan/digunakan sebagai alat untuk saling menyerang ehingga sering terjadi benturan–benturan obor yang dapat mengakibatkan pijaran–pijaran api yang besar, yang akhirnya masyarakat menyebutnya dengan istilah “ Perang Obor “.

LATAR BELAKANG SEJARAH PERANG OBOR

          Upacara Perang Obor yang diadakan setiap tahun sekali, yang jatuh pada hari Senin Phing malam Selasa Pon di bulan Besar (Dzullijah) diadakan atas dasar kepercayaan masyarakat desa Tegal Sambi terhadap peristiwa atau kejadian pada masa lampau yang terjadi di desa tersebut.
Konon ceritanya pada abad XVI Masehi, di desa tegalsambi ada seorang petani yang sangat kaya raya dengan sebutan “Mbah Kyai Babadan” Beliau mempunyai banyak binatang piaraan terutama kerbau dan sapi. Untuk mengembalakannya sendiri jelas tak mungkin, sehingga beliau mencari dan mendapatkan pengembala dengan sebuatan KI GEMBLONG. Ki Gomblong ini sangat tekun dalam memelihara binatang – binatang tersebut, setiap pagi dan sore Ki Gemblong selalu memandikanya di sungai, sehingga binatang peliharaannya tersebut tampak gemuk – gemuk dan sehat. Tentu saja kyai babadan merasa senang dan memuji Ki Gemblong, atas ketekunan dan kepatuhannya dalam memelihara binatang tersebut.
Konon suatu ketika, Ki Gemblong menggembala di tepi sungai kembangan sambil asyik menyaksikan banyak ikan dan udang yang ada di sungai tersebut, dan tanpa menyianyiakan waktu ia langsung menangkap ikan dan udang tersebut yang hasil tangkapannya lalu di baker dan dimakan dikandang.
          Setelah kejadian ini hampir setiap hari Ki Gemblong selalu menangkap ikan dan udang, sehingga ia lupa akan tugas / kewajibannya sebagai penggembala. Dan akhirnya kerbau dan sapinya menjadi kurus-kurus dan akhirnya jatuh sakit bahkan mulai ada yang mati. Keadaan ini menyebabkan Kyai Babadan menjadi bingung, tidak kurang –kurangnya dicarikan jampi – jampi demi kesembuhan binatang –binatang piaraannya tetap tidak sembuh juga.
Akhirnya Kyai Babadan mengetahui penyebab binatang piaraannya menjadi kurus –kurus dan akhirnya jatuh sakit, tidak lain dikarenakan Ki Gemblong tidak lagi mau mengurus binatang – binatang tersebut namun lebih asyik menangkap ikan dan udang untuk dibakar dan dimakannya.
          Melihat hal semacam itu Kyai Banadan marah besar, disaat ditemui Ki Gemblong sedang asyik membakar ikan hasil tangkapannya. Kyai Babadan langsung menghajar Ki Gemblong dengan menggunakan obor dari pelepah kelapa. Melihat gelagat yang tidak menguntungkan Ki Gemblong tidak tinggal diam, dengan mengambil sebuah obor yang sama untuk menghadapi Kyai Babadan sehingga terjadilah “ Perang Obor “ yang apinya berserakan kemana mana dan sempat membakar tumpukan jerami yang terdapat disebelah kandang. Kobaran api tersebut mengakibatkan sapi dan kerbau yang berada di kandang lari tunggang langgang dan tanpa diduga binatang yang tadinya sakit akhirnya menjadi sembuh bahkan binatang tersebut mampu berdiri dengan tegak sambil memakan rumput di ladang.
Kejadian yang tidak diduga dan sangat dramatis tersebut akhirnya diterima oleh masyarakat desa Tegalsambi sebagai suatu hal yang penuh mukjizat, bahwa dengan adanya perang obor segala jenis penyakit sembuh. Pada saat sekarang upacara tradisional Perang Obor dipergunakan untuk sarana Sedekah Bumi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat, Hidayah serta taufikNya kepada warga Desa Tegal Sambi, dan event ini diadakan setiap tahun sekali.



Doc : Indra JTIC

Agenda Jepara